Teladan Hidup Gus Dur
Abdurrahman
Addakhil lahir di Denanyar, Jombang, Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940. Nama Abdurrahman Addakhil berarti “Sang Penakluk”. Nama beliau diganti menjadi Abdurrahman Wahid
yang kerap disapa “Gus Dur”, Gus berarti mas atau abang. Gus Dur, anak pertama
dari enam bersaudara. Beliau memiliki seorang kakek yang bernama KH Hasyim
Asyari, seorang ulama terkemuka dan pendiri organisasi Islam terbesar di
Indonesia. Saudara Gus Dur yang lain
bernama Salahuddin Wahid dan Lily Wahid. Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah
dan dikaruniai empat orang anak perempuan yang bernama Alissa Qotruunada,
Zannuba Ariffah Chafsoh, Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.
Pendidikan Gus Dur
Gus
Dur menempuh ilmu di Jakarta dengan masuk SD Kris sebelum pindah ke SD Matraman
Perwari. Gus Dur terus tinggal di Jakarta dengan keluarganya meskipun ayahnya
sudah tidak menjadi menteri agama pada tahun 1952. Pada April 1953, ayah Wahid
meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.Pada tahun 1954, pendidikannya
berlanjut dengan masuk ke sekolah menengah pertama, tetapi pada saat itu tidak
naik kelas. Lalu, ibunya mengirimnya ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan.
Setelah lulus dari SMP pada tahun 1957, Gus Dur memulai pendidikan muslim di
sebuah pesantren yang bernama Pesantren Tegalrejo di Kota Magelang. Pada tahun
1959, ia pindah ke Pesantren Tambakberas di Kota Jombang. Sementara melanjutkan
pendidikannya, ia juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai seorang guru di sekolah
Madrasah.
Dalam
kesehariannya, Gus Dur gemar membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan
pribadi ayahnya. Selain itu, ia juga
aktif berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun, Gus
Dur akrab dengan berbagai majalah, surat
kabar, novel dan buku. Karya-karya yang dibaca oleh Gus Dur tidak hanya
cerita-cerita, akan tetapi wacana tentang filsafat dan dokumen manca negara
tidak luput dari perhatianya. Di samping membaca, Gus Dur juga senang bermain bola, catur dan musik.
Karir dan Pekerjaan
Gus
Dur , seorang tokoh bangsa yang berjuang melawan radikalisme agama. Ketika
radikalisme agama sedang menyerang, Gus Dur menentangnya dengan berani. Beliau menentang semua masalah yang mengatasnamakan
agama. Dia juga sosok pejuang yang tidak mengenal hambatan. Gus Dur dalam
pemerintahannya telah menghapus praktik diskriminasi di Indonesia. Beliau
mendapatkan penghargaan sebagai Bapak Pluralisme dan Demokratis di Indonesia. Dia
juga sangat aktif dalam berorganisasi. Sejak masih kuliah, ia sudah terlibat
dengan organisasi seperti Asosiasi Pelajar Indonesia dan aktif menulis di
majalah yang diterbitkan asosiasi tersebut.
Gus Dur menjadi Presiden ke-4
Terpilihnya
beliau menjadi seorang Presiden banyak orang menyatakan karena adanya
“kecelakaan”. Namun , itulah kehendak Tuhan. Walaupun masa jabatan beliau cukup
singkat, tidak membuat beliau di lupakan
oleh masyarakat. Keberanian yang beliau miliki, telah menjadi suatu catatan
tersendiri bagi masyarakat. Dengan keterbatasan beliau secara fisik, beliau
mampu menunjukkan kinerja yang cukup optimal bagi bangsa ini. Di antara
keberanian yang beliau lakukan adalah memecat beberapa orang menteri yang di
anggap tidak mampu bekerjasama dengan beliau untuk memberikan yang terbaik bagi
bangsa ini. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan
Nasional. Masa kepresidenan Gus Dur mulai tanggal 20 Oktober 1999 dan berakhir
pada 23 Juli 2001 yang kemudian digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.
Keteladanan Gus Dur
Dalam diri Gus Dur, terdapat sifat
yang jarang ditemui di kalangan masyarakat yakni tidak membeda-bedakan manusia.
Tampak jelas ketika Gus Dur melakukan pembelaan dan pemihakan terhadap kaum
tertindas. Beliau berpikir dan berjuang untuk menciptakan keadilan di
tengah-tengah masyarakat. Selain itu, Gus Dur juga menghapus diskriminasi dalam
masyarakat. Kesederhanaan yang dimiliki Gus Dur juga menjadi suatu sifat yang
patut diteladani dalam kehidupan bermasyarakat. Sepanjang hidupnya, Gus Dur
memberi teladan dan menekankan pentingnya menjunjung tinggi persaudaraan dalam
masyarakat, bahkan terhadap yang berbeda keyakinan dan pemikiran. Gus Dur
selalu mendorong tumbuhnya jiwa-jiwa merdeka yang mampu membebaskan dirinya
dari manusia lain. Dia juga mengedepankan kesabaran dalam menjalani proses yang
berat demi mencapai hasil yang baik.
Gelar yang Diterima Gus Dur
Gelar
pertama yang diterima Gus Dur yaitu Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum
dari Universitas Thammasat, Bangkok, Thailand pada tahun 2000. Di tahun yang
sama, beliau juga mendapat banyak gelar yakni Doktor Kehormatan dari Asian
Institute of Technology di Bangkok; Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan
Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon
Universitas Sorbonne di Paris; Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn
di Bangkok; Doktor Kehormatan dari Universitas Twente di Belanda (2000); dan Doktor
Kehormatan dari Universitas Jawaharlal di India. Pada tahun 2002, beliau
mendapat gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai di Tokyo, Jepang.
Setahun kemudian, Gus Dur juga mendapat banyak gelar yaitu Doktor Kehormatan
bidang Kemanusiaan dari Universitas di Israel; Doktor Kehormatan bidang Hukum
dari Universitas Konkuk dan Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon di
Korea Selatan.
Wafatnya Gus Dur
Gus
Dur meninggal disebabkan oleh penyakit yang dideritanya sejak menjabat sebagai
seorang presiden. Dia menderita serangan stroke, diabetes, dan gangguan ginjal.
Beliau juga menderita gangguan penglihatan sehingga dia memerlukan seseorang
untuk membacakan isi surat dan bukunya. Sebelum wafat, beliau menjalani cuci darah
rutin. Beliau tutup usia saat berusia 69 tahun. Gus Dur wafat pada hari Rabu, 30
Desember 2009 di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada pukul 18.45 WIB
akibat komplikasi penyakit tersebut. Beliau dimakamkan di Pemakaman Maqbarah.
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid
profil.merdeka.com/indonesia/a/abdurrahman-wahid/
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid
profil.merdeka.com/indonesia/a/abdurrahman-wahid/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar